PENDIDIKAN CALON GURU PENGGERAK
Jurnal Refleksi dwi mingguan ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas calon guru penggerak. Sebagai calon guru penggerak saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.1. yaitu tentang Filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan.
Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway , melalui pertanyaan sebagai berikut :
Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat aksi nyata ke dalam kelas ? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut`
Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
Dibawah ini adalah hasil refleksi yang telah saya lakukan :
Facts(Peristiwa)
Ucapan syukur Alhamdulillah Kepada Allah SWT. karena atas karuniaNya saya bisa sampai ditahap Pelatihan Calon Guru Penggerak Angkatan 7. Pada hari Jumat 23 September 2022 surat dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tehnologi, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan turun dan menyatakan saya lolos selesksi CGP tahan 2. Bukan hal mudah bisa melewati Tahap 1, Tahap 2. Suatu kebanggaan tapi juga sekaligus tantangan bagi saya untuk bisa mengikuti serangkaian kegiatan dari Pelatihan Calon Guru Penggerak Angkatan 7.
Setelah dinyatakan lolos , Ada beberapa hal yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak terkait tindak lanjut dari program Pelatihan ini. Pada tanggal 21 Oktober 2022 seluruh CGP diwajibkan mengerjakan pretest di LMS masing-masing. Pada tanggal 27 Oktober CGP diundang untuk mengikuti pengenalan LMS melalui link https://s.id/LMSCGP7. Setelah semua CGP memahami dan mengetahui tata cara mengikuti lewat LMS, dilanjutkan dengan mempelajari modul 1.1. yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep , eksplorasi konsep diporum diskusi dengan fasilitator, kolaborasi diruang kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing dengan didampingi fasilitator yang terus memberikan arahan dan motivasi kepada kami.
Pada tanggal 22 Oktober 2022 diadakan lokakarya orientasi luring yang diadakan di Aula Dinas Pendidikan Kota Pekalongan dari pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar , dari Balai guru Penggerak serta Pengajar Praktek. Dengan diikutsertakannya Kepala sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya dan tenang hati saya karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan , dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik. Pada kenyataannya kegiatan lokakarya orientasi lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar Praktik dan teman-teman sekelompok yang terdiri dari 5 CGP.
Dalam Pertemuan Lokakarya Orientasi ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Bpk. Rohadi selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.
Dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, kegiatan demi kegiatan telah saya lewati. Pengalaman pertama saya mengerjakan eksplorasi konsep di penugasan refleksi diri tugas tersebut saya unggah di google drive dengan link https://drive.google.com/file/d/1QPVX2ymBpgYdtESVEzCq4WrA1ha3VVQ7/view?usp=sharing. Kemudian dilanjutkan diskusi dengan fasilitator (Ibu Titik Umiyati, S.Pd. M.Si), banyak sekali maafaat yang saya dapatkan banyak pengetahuan dan berbagi ilmu dan pengalaman dengan rekan CGP yang lain. Yang tak kalah menantangnya adalah membuat sebuah karya berupa demonstrasi konstektual tentang filosofis Ki Hajar Dewantara yang diunggah di you tube youtube.com/watch?v=qjYf45Kyof4. Setelah membuat demontrasi konstektual saya mengikuti elaborasi pemahaman bersama Instruktur ibu Khoirul Hanin melalui G-Meet. Ibu Hanin memberikan banyak bekal kepada saya tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara , refleksi dan relevansinya dengan pendidikan di abad 21 ini.
Kemudian yang kedua kalinya saya mengunggah tugas modul koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara yang saya buat berupa artikel
Feeling
Banyak hal yang saya rasakan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini. Banyak yang saya rasakan diantaranya ada perasaan senang karena dengan mengikuti pelatihan guru penggerak banyak pengalaman yang saya dapatkan, sebaliknya didisisi lain ada perasaan kuatir dikarenakan dalam mengikuti pelatihab guru penggerak ini waktunya sangat lama , takut jika tidak bisa melakakun semua tanggung jawab yang diberikan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan terutama terkait dengan kekurang pahaman tentang IT saya kurang begitu mahir.. Selain itu tugas utama saya sebagai pendidik kuatir dan takut tidak bisa membagi dan masih banyak lagi kekhawatiran yang kadang membuat saya cepat putus asa dan tidak semangat.tapi karena ada dukungan dari rekan-rekan kelompok di CGP yang lain kekhawatiran itu bisa bisa teratasi dengan baik, meskipun terkadang panic ada tugas yang di lms belum saya selesaikan.
Saya berusaha untuk tetap menjaga kesehatan, berdoa kepada Allah SWT semoga saya diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan tugas sebagai guru maupun menyelesaikan semua tugas guru penggerak yang diberikan . Rasa panik terkadang menghantui pikiran saya jika tugas belum selesai dikerjakan sedangkan batas waktu mengunggah tugas harus sesuai deadline tanggal yang sudah ditentukan . Rasa kuatir takut meninggalkan tugas guru karena harus fokus dengan tugas-tugas CGP pun sering membuat saya merasa gelisah, tapi mengingat tugas guru untuk bisa mendidik dengan kemajuan zaman saya berusaha untuk menyelesaikan tugas tugas yang diberikan di CPG ini dengan baik.
Selain rasa kekhawatiran yang saya alami , namun disisi lain saya merasakan bahagia dan senang karena bisa mengikuti pendidikan guru penggerak ini sebab untuk bisa lolos seleksi tahap 1 dan 2 itu tidak mudah. Dalam perjalanan mengikuti pelatihan guru penggerak ini saya mulai menerapkan filosofis Ki Hajar dewantara dalam pembelajaran dikelas. Pembelajaran yang berorientasi pada anak ternyata rasa kasih sayang saya terhadap murid semakin bertambah. Saya tidak lagi memandang murid yang sering bercanda , mengganggu teman-temannya, dan bermain-main di kelas sebagai anak yang nakal dan harus ditegur , karena saya menyadari bahwa kodrat anak adalah bermain. Maka muncul ide saya untuk mengemas pembelajaran yang kaku menjadi sebuah pembelajaran yang menarik agar murid bisa mengikuti proses pembelajaran dengan menyenangkan. Keinginan saya sebagai guru untuk menuntun kodrat alam dan kodrat jaman yang melekat pada murid semakin besar. Saya ingin melakukannya dengan penuh kesabaran sehingga mereka bisa mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya .
Findings
Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal baru, yang sebelumnya kurang saya pahami sebelumnya yaitu tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Melalui 6 Dasar pemikiran ki hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.
Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani.
Saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka, oleh karena itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya agar mereka dapat mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.
Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak pada mereka.menjadikan mereka subyek bukan obyek. Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya , karena mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. Menerapkan budi pekerti yang luhur merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif.
Sebagai seorang pendidik diibaratkan seorang petani yang menanam jagung misalnya. Hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung tersebut, memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung , memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat dsb. Agar tanaman itu tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi.
Future (Penerapan)
Saya akan melakukan hal terbaik didalam proses pembelajaran saya dikelas, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi yang selama ini tanpa saya sadari apa yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara .
Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkan didalam kelas. Memberi kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya. Mengarahkan bukan lagi hal yang perlu dipertahankan tetapi kita harus merubahnya dengan menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang kearah yang lebih baik dan kodrat jaman dimana mereka hidup saat ini bisa mereka dapatkan sehingga akan mempermudah murid dalam mengatasi persoalan hidupnya dimasa kini ataupun masa mendatang sehingga murid menjadi manusia yang berkarakter baik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman yang melekat pada murid.
Sekian pemaparan saya dalam refleksi dwi mingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak.
Semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak!
Guru Bergerak Indonesia Maju!