Tugas 1. Refleksi
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
Peristiwa Positif :
Peristiwa ini terjadi saat saya berusia sekitar 17 tahun tepatnya kelas 3 SMA (SMA
Muhammadiyah 01 Pekajangan Kab. Pekalongan) Pada Tahun 1996.
Pada saat itu saya mendapatkan kesempatan untuk mendaftarkan diri masuk Perguruan Tinggi tanpa Tes waktu
itu namanya PMDK jika saat sekarang namanya SNMPTN, yang mendapatkan kesempatan
untuk mendaftar PMDK adalah anak-anak yang nilai Raportnya rata – rata berpretasi di
kelasnya dan nilainya selalu meningkat dari kelas X-XII, Alhamdulillah saya salah satunya
siswa yang mendapatkan kesempatan tersebut. Setiap siswa diberikan kesempatan dua
Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Indonesia, namun karena kehendak orang tua hanya
boleh mendaftar di semarang saja, dengan berbagai banyak pertimbangan yang ada. Orang tua menyarankan di Universitas Negeri Semarang (UNNES) saja dulu namanya IKIP
Semarang. Dengan pertimbangan bisa menjadi guru dimana saja akhirnya aku mengambil
jurusan Pendidikan Pancasila (PPKn) dan Bahasa Indonesia. Waktu itu yang mendaftar di
IKIP Semarang (UNNES) sebanyak 15 murid, namun ketika seleksi yang LOLOS masuk
PMDK (Masuk Perguruan Tinggi tanpa tes) yang ditrima di IKIP Semarang (UNNES) hanya
4 orang saja, termasuk saya. Perasaannya saya bersyukur dan sangat senang tidak
menyangka bisa ditrima di Perguruan Tinggi Negeri tanpa tes.
Peristiwa Negatif :
Dan pada saat saya lulus dari SMP Negeri 14 Kota Pekalongan tepatnya tahun 1993, kedua
orang tua saya memaksa saya melanjutkan masuk sekolah SLTA jurusan SAA (Sekolah
Asisten Apoteker) tepatnya di SAA farmasi Semarang orang tua bercita-cita saya nantinya
menjadi seorang apoteker. Demi keinginan orang tua saya nuruti daftar SAA farmasi di
Semarang saya ikut tes masuk dua hari, sejujurnya saya melakukan dengan rasa tertekan dan
terpaksa sebab keinginan orang tua tidak sesuai keinginan saya. Pada waktu itu saya berdoa
sama ALLAH semoga saya diberikan jalan yang terbaik, sebab jurusan terkait dengan
farmasi sama sekali jurusan yang tidak aku sukai. Waktu itu aku hanya bisa pasrah, karena
tidak ada pilihan yang lain. Meskipun akhirnya saya tidak ditrima di SAA namun rasa
tertekan dan keterpaksaan pada waktu itu sampai sekarang masih bisa saya rasakan.
2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
Peristiwa Positif : Kepala Sekolah, Guru PPKn, Orang Tua, Siswa
Peristiwa Negatif : Guru, Orang tua
3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (lihat roda emosi Plutnick)
Peristiwa Positif : Bersyukur, Senang
Peristiwa Negatif : Takut, tertekan
4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat
mempengaruhi diri saya di masa sekarang?
Momen yang saya alami baik moment yang positif maupun yang negative masih dapat saya
rasakan dan masih mempu mempengarusi diri saya sebab, moment yang positif tersebut
benar-benar saya alami sendiri dan butuh perjuangan yang sangat keras untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Namun sebaliknya moment yang negative yang saya alami terkadang
masih ada rasa takut, tertekan jika menghadapi situasi kondisi yang tidak menyenangkan..
Dari perjalanan hidupku sampai sekarang baik moment positif maupun yang negative yang
saya alami sendiri baik secara langsung mapun tidak langsung masih bisa mempengaruhi
pada diri saya.
5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait
peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
Terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik alangkah baiknya selama kita
menjalankan peran kita sebagai guru, sebaiknya kita memberikan hal yang terbaik kepada
siswa, jadilah guru yang didekati siswa, selalu dinantikan kehadirannya di kelas karena
materi yang disampaikan oleh gurunya sangat mudah dipahami dan dimengerti, guru yang
bisa memahami karakter siswanya, guru yang selalu menjadi tempat curhatan dan sharing.
Guru yang selalu memotivasi siswanya untuk belajar. Guru yang selalu sabar dan bisa
menahan emosi dikala menghadapi siswa yang memiliki sikap perilaku , karakter yang
berbeda-beda. Karena sikap guru yang seperti itulah yang akan selalu diingat oleh siswa
selama hidupnya.
6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru, dalam 1 atau
2 kalimat menggunakan kata-kata: “guru”, “murid”, “belajar”, “makna”, “peran”?
Peran Guru dalam memberikan motivasi untuk belajar sangat ber-makna bagi murid
Tugas 1. Nilai dan Peran Guru Penggerak Menurut Saya
1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?
Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru dan
komunitas sekolah adalah dengan murid selalu memberikan semangat belajar kepada murid.
Dengan rekan guru diantaranya mengajak untuk berkolaborasi , sharing atau berbagi.
Sedangkan dengan komunitas sekolah saya adalah diantaranya menjalankan tugas tambahan
lain yang diberikan sekolah dengan baik
2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan kerja, dan
komunitas sekolah saya?
Sebagai guru dalam pembelajaran selalu mengedepankan dan memahami karakter murid
serta menanamkan budi pekerti yang baik dalam mengarahkan murid agar bisa
mengembangkan potensi dalam dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Sebagai guru (rekan sejawat) selalu berdiskusi dan sharing dengan rekan sejawat membahas
media atau model pembelajaran dikelas yang disesuaikan dengan karakter anak agar proses
belajar mengajar baik dikelas maupun di luar kelas bisa menyenangkan .
Sedangkan peran saya dalam komunitas sekolah selalu aktif dalam MGMP PPKn SMK se
Kota Pekalongan.